Terdapat beberapa segi
negatif dari pekerjaan ”Tukang Las” diantaranya adalah berasal dari
faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan
gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat
fisis yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisiergonomik.
Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak pneumoconiosis
adalah metode pengelasan yang digunakan adalah Arc Welding atau
menggunakan bahanConsumable Electrodes. Material ini akan
dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan partikulat
asing. Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc
welding dan shielded metal arc welding akan
menimbulkan asap yang mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai
macam tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan
penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume
Feverterjadi akibat terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau
Oksida-nya.
Kondisi dermatitis industri dapat dilihat dari segi zat fisis yaitu resiko
kulit terbakar, zat kimia yaitu terkontaminasi zat-zat kimia pada benda logam
dan benda berukuran kecil saat bekerja, tenaga mekanis bila zat kimia ini
mengakibatkan alergi pada pekerja yang memiliki efek iritasi pada kulit.
Dari hasil wawancara penulis dengan pekerja. Pada saat bekerja pertama kali,
pekerja merasakan kebisingan. Namun seiring waktu hal ini sudah menjadi hal
yang biasa bagi pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas pendengaran
pekerja berkurang seiring dengan waktu yang telah dihabiskan dalam pekerjaan
ini. Efek yang ditimbulkan oleh kebisingan di lingkungan kerja ini selain
penurunan intensitas pendengaran, yaitu efek psikologis yang terjadi seperti
kehilangan konsentrasi yang dapat mengganggu pekerjaan. Selain itu gangguan
komunikasi juga dapat terjadi yang dapat mengganggu kinerja dan keamanan
pekerja. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan memindahkan lokasi
kerja dan alat pengaman diri.
Radiasi ionisasi mempunyai cukup energi untuk mengionisasi semua materi yang
dilaluinya, dan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa tidak terdapatnya
radiasi pengion terhadap pekerjaan dari seorang ”Tukang Las”.
Radiasi dari non-ionisasi yaitu elektromagnet yang energinya tidak cukup untuk
mengeluarkan elektron dari orbit atomnya. Radiasi non pengion terhadap
pekerjaan dari seorang ”Tukang Las” akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut
:
Kerusakan pada retina akibat
cahaya dengan intensitas tinggi.
Kerusakan pada kornea dan
katarak akibat radiasi IR.
“Arc eye” atau
“welders’ flash” akibat radiasi UV.
Mata seperti berpasir,
pandangan kabur, mata berair, mata seperti terbakar dan sakit kepala.
Temperatur pada lingkungan kerja PD.Mulya berkisar
di 37±5 0C yang dapat dikategorikan normal. Dari hasil wawancara pekerja
sering merasakan kondisi panas ekstrim saat tengah hari dan sedang mengelas.
Pekerjaan mengelas sendiri dapat menghasilkan panas hingga 1500C-2500C. Hal ini
dapat menimbulkan efek stress dan stroke, luka serius pada mata akibat ampas
panas, kepingan logam, percikan dan elektroda panas. Panas yang tinggi dan
percikan api dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan jika di sekitarnya
terdapat bahan-bahan yang mudah dibakar. Menurut wawancara pekerja tukang las PD.Mulya panas
yang dihasilkan dari las terkadang menimbulkan luka kecil. Efek yang paling
sering dirasakan adalah ketika suhu udara sedang panas dan di atas normal.
Pekerja sering merasakan kelelahan akibat panas yang ditimbulkan. Pengendalian
yang dapat dilakukan adalah dengan menangani material yang mudah terbakar dan
alat pengaman diri.